Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Goes To School (SMA Nahdlatul Ulama Kota Tegal) : Ajak Pemilih Pemula Terlibat Dalam Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024

Anggota Bawaslu Kota Tegal Ajak Pemilih Pemula terlibat dalam pengawasan partisipatif (30/01/2024)

Anggota Bawaslu Kota Tegal Nur Aliah Saparida jelaskan peran penting Pemilih Pemula dalam Acara Bawaslu Goes To School SMA Nahdlatul Ulama) (30/01/2024)

TEGAL – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tegal menyelenggarakan Bawaslu Goes to School di Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama (SMA NU) Kota Tegal. Pentingnya giat tersebut dilakukan bagi siswa-siswi yang memiliki pemahaman awam terkait Pemilu, utamanya pengawasan, Selasa (30/01/2024). Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMA NU Kota Tegal menyampaikan Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 merupakan suatu proses panjang, sehingga hadirnya Bawaslu Goes to Campus diharapkan dapat memberikan ilmu kepada siswa-siswi terkait kepemiluan. Mengingat siswa-siswi sejatinya telah belajar terkait kampanye di lingkup sekolah, seperti dalam debat Pemilihan Ketua Osis (Pilketos). Selain itu, banyaknya guru SMA NU Kota Tegal yang berpartisipasi menjadi Penyelenggara Pemilu. Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kota Tegal, yakni Nur Aliah Saparida menyampaikan Pemilu berkaitan dengan pendidikan politik. Politik tidak selalu berkonotasi negatif. Pemilu menjadi bagian dari politik untuk bersama memilih wakil pemerintahan di eksekutif maupun legislatif. Dalam perkembangannya, meskipun menjelang hari-H pencoblosan tidak jarang terjadi politik uang (money politic), ujaran kebencian, dan penyebaran hoax atau berita bohong. Hal ini perlu diantisipasi melalui pengawasan partisipatif. Pengawasan partisipatif sebagai wadah kolaborasi Bawaslu dan masyarakat untuk bersama mengawasi tahapan Pemilu. Pengawasan partisipatif penting dilakukan dalam mengawasi Pemilu di ruang privat, terutama dengan wilayah yang tidak tersentuh oleh pengawas Pemilu dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Selanjutnya, Aliah juga menyampaikan perlu untuk menjaga agar Pemilu bersih dan bermatabat. Pertama, perlu untuk mencegah politik uang, terkecuali pembagian kaos karena menjadi bahan dari kampannye. Kedua, penyebaran hoax harus dicegah dengan memastikan kesesuaian tanggal berita, jangan sampai berita tersebut telah kadaluarsa, pastikan juga bersumber dari website resmi dan telah terdaftar di Dewan Pers, kemudian baca hingga selesai untuk meningkatkan budaya literasi.

Foto : Rosidi

Penulis : Annisa Rahma Suci (Mahasiswa Magang dari FISIP Universitas Diponegoro)

Editor : Nur Aliah Saparida