Lompat ke isi utama

Berita

Gaet Pelajar SMA 4 Kota Tegal, Bawaslu Gaungkan Pengawasan Partisipatif

Tegal - Siswa dan siswi SMA Negeri 4 Kota Tegal begitu semangat dan antusias mengikuti kegiatan Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula/Pelajar Kota Tegal yang dilaksanakan di Aula SMAN 4 Kota Tegal. Kegiatan  dimulai dari pagi hingga siang hari (18/11/21) dan dihadiri sebanyak 80 peserta. Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Data Informasi Bawaslu Kota Tegal, Nurbaeni, S.Pd., M.H., yang menjadi salah satu pengisi materi dalam kegiatan tersebut, mendorong keterlibatan siswa sebagai pemilih pemula dalam mengawasi proses pemilu. “Mengapa harus ada pencegahan? Pencegahan dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran pemilu. Salah satunya dengan sosialisasi pengawasan partisipatif seperti ini.” jelasnya.

Menurutnya masyarakat kadang masih tergiur jika diberi materi dalam bentuk apapun oleh peserta pemilu. Inilah alasan Bawaslu selalu mendorong keterlibatan masyarakat dalam mengawasi proses pemilu, yaitu agar pemilu bisa berjalan dengan dengan demokratis, lebih baik, jujur, dan adil. Selaras dengan judul materi, satu-satunya perempuan yang memimpin Bawaslu Kota Tegal ini menyatakan bahwa pemilih pemula juga sangat dibutuhkan dalam pengawasan pemilu. “Ketika masyarakat ikut mengawasi, maka penyelenggara dan peserta pemilu akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas kareana diawasi banyak orang.” Pungkasnya.

Selanjutnya, narasumber lain yaitu Dra. Sri Sutjiatmi, M.Si (Dosen FISIP Universitas Pancasakti Tegal) dalam materinya yang berjudul “Pemilih Pemula Cerdas Berdemokrasi”, memulai pemaparan materi dengan melempar pertanyaan kepada para peserta apa saja faktor yang menjadi sebab terjadinya praktek korupsi. Ia menyampaikan bahwa kekuasaan itu cenderung melakukan korupsi jika tidak diawasi, disinilah peran penting masyarakat termasuk para pemilih pemula untuk mengawasi hal itu. Ibu Suci, begitu Ia akrab disapa, menekankan bahwa proses pemilihan yang diawali dengan tidak baik, maka hasilnya tidak baik pula.

“Yang nanti memilih karena uang, harus siap juga menerima konsekuensinya. Politik itu bukan hanya sekedar perebutan kekuasaan, namun politik juga berpengaruh pada proses pembuatan kebijakan suatu negara.” Tuturnya. Ia kemudian mengajak para siswa agar agar pemilu bisa berjalan dengan demokratis, lebih baik, jujur, dan adil. Dra. Sutjiatmi yakin, di tahun 2024 adalah momentum untuk perubahan demokrasi yang lebih baik.

Hal senada juga disampaikan oleh Komisioner KPU Kota Tegal, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Drs. Thomas Budiono yang juga menjadi pemateri saat itu. sepakat dengan Dra. Sutjiatmi, Thomas mengatakan bahwa pemilih cerdas tentu akan menghasilkan pemimpin yang cerdas.

“Pemilih cerdas adalah pemilih yang mampu menyaring informasi yang masuk, mampu menggali sebanyak mungkin ide dan grand design yang dibawa oleh calon yang akan dipilih serta ikut berperan aktif mengawasi proses pencoblosan dan perhitungan suara.” Kata Thomas.

Melalui materi yang berjudul "Pemahaman Demokrasi Di Kalangan Pemilih Pemula" itu, Thomas menjelaskan bagaimana pemerintah dikatakan demokratis. Menurutnya, salah satu ciri pemerintah demokratis adalah pelaksanaan pemilu yang LUBER dan JURDIL dilaksanakan secara periodik dan perlindungan konstitusional yang menjamin hak-hak individu.

Walaupun diselenggarakan pada siang hari yang cukup terik, tidak menurunkan semangat para peserta. Terlihat dalam sesi diskusi, tampak beberapa peserta mengajukan pertanyaan seperti apa pentingnya pendidikan politik bagi pemilih pemula dan bagaimana tahapan pelaksanaan pemilu pada tahun 2024 mendatang.

Penulis : Camelia RS

Editor : Nurbaeni

Tag
Bawaslu Tegal Kota
Berita
sosialisasi partisipasif