Lompat ke isi utama

Berita

Menggali Kemampuan Menulis Melalui Diskusi Web Binar Bersama Bawaslu Provinsi Banten

Ketua Bawaslu dan staf sedang mengikuti web binar

Senin (15/06) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tegal mengikuti web binar yang diselenggarakan oleh Bawaslu Provinsi Banten yang dimulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB. Tema yang diangkat dalam diskusi web binar tersebut adalah “Riset Bawaslu? Kiat Jitu Merencanakan, Mengawasi, dan Mengeksekusi” dengan menghadirkan narasumber Dr. Hayat, S.AP., M.Si seorang Penulis sekaligus Akademisi Universitas Islam Malang. 

Diskusi yang berlangsung selama dua jam itu kurang lebih diikuti oleh 65 anggota/staf Bawaslu di seluruh Indonesia. Dr. Nuryati Salopari S.H., M.H., (Anggota Bawaslu Provinsi Banten) selaku moderator menjelaskan bahwa maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah merupakan bagian dari eksplorasi tanggung jawab Bawaslu terhadap pelaksanaan pengawasan Pilkada tahun 2015 hingga tahun 2018, yang nantinya menghasilkan keluaran berupa rekomendasi kebijakan teknis dan strategis mengenai bagaimana perwujudan pengawasan Bawaslu.

Pijakan pembahasan dalam web binar ini adalah Riset Bawaslu sejak tahun 2015 hingga tahun 2018. Narasumber menjelaskan beberapa hal terkait bagaimana sebuah sebuah riset yang dimiliki atau yang telah dilakukan oleh instansi Bawaslu untuk selanjutnya diolah menjadi tulisan dan buku, dan bagaimana sebuah riset bisa dipublikasiskan secara meluas dengan bentuk buku yang sudah familiar agar lebih menarik dibaca oleh masyarakat.

Dr. Hayat menyebutkan bahwa menulis adalah bagian dari soft skill yang kita miliki. Menulis tidak hanya dipahami dan pelajarai tapi juga perlu dipraktikan secara nyata, sehingga hasil riset dengan tulisan dapat sesuai dengan yang kita harapkan. Ada beberapa tahapan  penjelasan dalam menulis, diantaranya tips dan trik menulis buku:

APA YANG MAU DITULIS? Seperti yang sudah dijelaskan, kemampuan menulis harus selalu dilatih, dicoba, dan dipraktikan. Beberapa tips menulis diantaranya sebagai berikut:

  1. Tulis apa saja yang bisa ditulis dan ingin ditulis. Diawali dengan bagaimana menyiapkan waktu, menyiapkan sarana prasarana penulisan, bagaimana mencermati tulisan, dan sebagainya. Menulis itu bagian dari kegiatan untuk kita melatih menuangkan ide, gagasan, serta tulisan menarik yang layak untuk dibaca.
  2. Selanjutnya mengenai riset, hasil riset ditulis saja sesuai dengan kemampuan diri sendiri, dan sesuai dengan hasil riset di lapangan. Tanpa perlu berpikir seberapa tebal, bagus, dan seberapa banyak diterima masyarakat.
  3. Tulislah yang ringan dan mudah. tulis saja sesuai dengan fakta  yang ditemui di lapangan dan gunakan bahasa yang  komunikatif.
  4. Tulisan yang menarik, unik dan inspiratif. Tidak masalah dengan judul yang kurang menarik, selama tulisan itu memberikan manfaat dan aspek keterbacaannya terpenuhi.
  5. Usahakan ada sesuatu yg menarik yg tersimpan dlm buku itu, sehingga aspek ini menjadi sebuah kunci agar buku itu dapat diterima oleh masyarakat banyak  dan dari hasil riset itu dapat dijadikan acuan untuk penulisan selanjutnya seperti penulisan opini, essay, makalah, paper, artikel, buku fiksi dan nonfiksi, dan lain-lain.

KAPAN BISA MENULIS? Aktifitasmenulis dapat dilakukan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Ada waktu-waktu khusus yang disiapkan untuk menulis, walapun tidak banyak asal dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, itu sudah cukup bagus. Intinya merutinkan atau membudayakan pada diri sendiri bahwa menulis adalah sebuah kebutuhan. Kerja-kerja menulis itu tidak hanya bermanfaat hari ini, tapi bisa digunakan sebagai referensi menarik untuk generasi mendatang.

DIMANA BISA MENULIS? Selama kita merasa nyaman, aman dan memberi inspirasi maka menulis dapat dilakukan dimana saja. Waktu yang kita dan orang lain miliki adalah sama-sama 24 jam, tapi tergantung produktifitas masing-masing indinvidu. Itulah tugas kita untuk mengolah waktu lebih produktif salah satunya dengan menulis.

Selanjutnya narasumber memaparkan lima prinsip dalam menulis buku, yaitu:

  1. melatih kemampuan menulis;
  2. melatih kemampuan merangkai kata menjadi kalimat;
  3. melatih mengembangkan ide menjadi kalimat;
  4. melatih kemampuan membuat tulisan yang mengalir;
  5. melatih kemampuan kemampuan hal-hal yang menarik menjadi suatu tulisan.

Dr. Hayat juga menjelaskan cara cepat untuk dapat menulis buku. Cara pertama adalah menulis secara rutin setiap hari, bagaimana menulis menjadi sebuah kebutuhan bagi diri sendiri, maka secara otomatis akan menjadi kebiasaan dan menjadi karakter diri kita, kemudian merubah paradigma. Selanjutnya, riset pengawasan, program peraturan dan kebijakan menjadi modal utama bagi Bawaslu untuk membuat sebuah tulisan, menjadikan riset tersebut bermanfaat bagi banyak orang atau menjadi dasar kebijakan waktu mendatang. Menanamkan pola pikir tentang penulisan bahwa setiap buku tidak ada yang sempurna, tidak perlu memikirkan jika tulisan dirasa kurang menarik atau kurang bagus karena setiap buku mempunyai pembacanya sendiri-sendiri.

Memasuki sesi diskusi, Dr. Hayat menyampaikan, menulislah dan terus menulis, sampai tulisannya selesai. Jika tulisan sudah selesai baru proses editing. Proses edit dibagi menjadi dua tahap yaitu edit teknis (diksi, salah pengetikan) dan selanjutnya edit substansi. Mengenai Sistematika penulisan hasil riset, jika tulisan akan dijadikan referensi penelitian, kebijakan atau pedoman, maka penulisan bisa disesuaikan. Contoh, pendahaluan dapat disamakan, menghilangkan rumusan masalah dan tujuan. Untuk isi penulisan  menyesuaikan, bisad ditambah dengan teori yang ada atau tulisan lain yang masih ada korelasinya. (CR)

Tag
Bawaslu Tegal Kota
Berita